Rabu, 06 Desember 2017

Rancangan Strategi Pengembangan Dan Pemberdayaan Petani Desa Dengan Metode Qurani (Quantum Responses Agronomics And Network)



Oleh : Tri Aji Pamungkas

Sebi University College Of Islamic Economic Abstrak

Qurani merupakan metode pengembangan pertanian yang dikhususkan untuk para petani desa atau petani kecil dengan melakukan dua pendekatan yakni pendekatan Jaringan dan Kekeluargaan. Permasalahan dari pertanian di Indonesia yaitu pada pengembangan dan pemberdayaan petani. Petani desa memiliki lahan dan kemampuan untuk bertani namun tidak semua memiliki modal untuk  memulai bertani. Sehingga banyak lahan yang kering atau tidak digunakan, namun ada beberapa yang disewakan. Di perkotaan banyak yang memiliki modal atau kemampuan finansial yang memadai tetapi tidak memiliki lahan ataupun kemampuan untuk bertani.Sehingga tidak tahu bagaimana cara untuk mengelola modal untuk pertanian tersebut. Secara khusus belum ada cara untuk menyatukan antara petani dan pemilik modal. Padahal menurut data BPS tahun 2014 sektor Pertanian menyerap 35,76 juta tenaga kerja atau 30,27% dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang 13,75 % terhadap PDB pada kuartal I di tahun 2015, bahkan pada triwulan ke-2 tahun 2014 memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB (BPS 2015). Walaupun demikian, sektor pertanian masih menghadapi banyak permasalahan diantaranya keterbatasan permodalan dan masih banyaknya praktek yang berdasarkan urf dan tidak sesuai dengan syariah seperti muzabanah,mulabazoh,ijon dan muhaqolah. Dalam metode QURANI dijelaskan bagaimana cara menyatukan antara petani dengan pemilik modal sehingga lahan di desa dapat bermanfaat dan modal yang dimiliki dapat dikembangkan. Dengan menyusun aplikasi sebagai sarana untuk pemberdayaan petani dan pengembangan modal. Sistem yang digunakan yaitu dengan akad syariah, diantaranya akad muzara‟ah, mukhabarah, dan musaqah. Yaitu dengan cara pemilik modal menanamkan modal nya kemudian petani akan mengelola modal tersebut dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan awal, serta dengan pengembangan offlinemelalui integrasi antar lini terkait pengembangan petani di lingkungan Desa. Percobaan metode ini dilakukan di Desa Cikandang kab. Garut, Desa Cibodas kab. Purwakarta dan Desa Sukaraja Kab. Sukabumi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode QURANI untuk pengembangan dan pemberdayaanpetani desa serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani desa melalui sistem syariah.

Kata Kunci : Pemberdayaan Petani, Agronomics, Muzaraah,Mukhabarah dan Musaqoh




1.1   Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN


Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Pertanian berkontribusi besar dalam perekonomian di Indonesia. Baik dalam hal penyerapan tenaga kerja maupun kontribusinya dalam PDB. Menurut data BPS tahun 2014 sektor Pertanian menyerap 35,76 juta tenaga kerja atau 30,27% dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang 13,75 % terhadap PDB pada kuartal I di tahun 2015, bahkan pada triwulan ke-2 tahun 2014 memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB (BPS 2015).
Selain Itu Berdasarkan potensi serta kekuatan Garapan petani di setiap desa yang menjadi destinasi penelitian didapati data sebagai berikut :
Tabel 1.1 Grafik Perdesa dari potensi

Luas Tanaman/Garapan
Desa
Cikandang
Sukaraja
Cibodas
1) Tanaman Pangan
111 Ha
144
37,5 Ha
2) Tanaman Hortikultura
89 Ha


3) Tanaman Perkebunan
150 Ha
0


Tanah Kering/Non Produktif
Lebih 450
Ha

191

75 Ha
4) Peternakan



Sapi Perah
1500 Ekor
12 Ekor
0
Domba Garut/ Domba
567 Ekor
257 Ekor
0
Ayam dan Unggas lainya
5000 Ekor
45 Ekor
0
Kambing Perah
0
6724Ekor
0
5)Perikanan



Nila
10 Ton
5
10
Lele
11 Ton

2
Mas
17 Ton
3
7
Bawal
0
0.05


Source: Data Desa Cikandang,Cibodas,Sukaraja ( Diolah Penulis)
Melihat data sumbangan lapangan pekerjaan dari pertanian
Tabel 1.2 Grafik Sumbangan Lapangan Pekerjaan

Lapangan Usaha
Tahun
2013
2014 *
2015 **
2016 ***
1) Tanaman Pangan
3.48
3.25
3.41
4.03
2) Tanaman Hortikultura
1.44
1.52
1.52
1.48

3) Tanaman Perkebunan

3.75

3.77

3.57

2.95
4) Peternakan
1.55
1.58
1.59
1.64

5) Jasa Pertanian dan Perburuan

0.20

0.19

0.20

0.2

a. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya


2.71


2.77


2.70


2.78

b. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian


10.42


10.31


10.28


10.3


c. Industri Makanan dan Minuman


5.14


5.32


5.61


5.8
d. Kehutanan dan Penebangan Kayu

0.73

0.71

0.71

0.64

e. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor


10.50


10.67


10.59


10.59

f. Industri Pengolahan Tembakau

0.87

0.91

0.94

0.93

g. Perikanan

2.21

2.32

2.53

2.62


h. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi


1.36


1.32


1.21


1.21
i. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki


0.26


0.27


0.27


0.29

j. Industri Pengolahan Lainnya




12.57

6)Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan


13.36


13.34


13.52


13.56

7). Informasi dan Komunikasi

3.57

3.50

3.53

3.64



8). Jasa Keuangan dan Asuransi

3.88

3.87

4.03

4.25
9). Real Estate
2.77
2.79
2.86
2.93

10). Jasa Perusahaan

1.51

1.57

1.65

1.74

11) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib


3.90


3.83


3.91


3.81
12) Jasa Pendidikan
3.22
3.24
3.37
3.21
13) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1.01

1.03

1.07

1.08
14) Jasa lainnya
1.47
1.55
1.65
1.73

15)Pertambangan dan Penggalian

11.01

9.87

7.62

6.81

16) Industri Pengolahan

21.03

21.01

20.84

20.8

17) Pengadaan Listrik dan Gas

1.03

1.08

1.14

1.15

18)Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang


0.08


0.07


0.07


0.07
19) Konstruksi
9.49
9.86
10.34
10.92

20) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor


13.21


13.44


13.29


13.37

21) Transportasi dan Pergudangan

3.93

4.42

5.02

5.09
22) Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum

3.03

3.04

2.96

3
NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA
DASAR

97.51

97.51

96.86

97.15
PAJAK DIKURANG SUBSIDI ATAS PRODUK

2.49

2.49

3.14

2.85
PRODUK DOMESTIK BRUTO
100.00
100.00
100.00
100
Source Data : bps (2015 diolah Penulis)
Potensi lahan untuk menambah ketahanan Pangan tentu sangat di perlukan bagi negara Indonesia terkhusus di daerah-daerah yang memang menjadi kekuatan ketahanan pangan,Selain sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pada masyarakat yang berprofesi petani dapat menambah ketahanan pangan secara nasional apabila di mulai dari desa . sebagaimana yang kita ketahui Tata kelola pangan yang buruk salah satunya membuat Indeks Ketahanan Pangan Indonesia

menurun dari posisi 72 di 2014 menjadi 74 di 2015 dari 109 negara. Hal tersebut berdasarkan Global Food Security Index (GFSI) yang dikembangkan oleh Economist Intelligence Unit (EIU) dan DuPont.(Data GFSI) Permasalahan yang dihadapi para petani di lingkungan desa adalah kurangnya permodalan,tingkat pengembangan Agrokompleks,strukturisasi kelembagaan yang masih kurang baik dalam gapoktan atau pengembangan pertanian tingkat desa lainya yang berujung pada kurangnya koordinasi serta pemanfaatan anggaran pemerintah bagi pemberdayaan petani sangat meprihatinkan.sebagai salah satu contoh di 3 Desa yang kami kunjungi setidaknya ada 25 Gapoktan Di desa Cikandang, 4 Gapoktan do Desa Cibodas serta 13 Gapoktan di desa Sukaraja tidak satupun memiliki draft kerjasama pertanian,padahal dari pihak Desa dan Kementrian Pertanian memberikan bantuan yang berpola kerjasama, selain itu masih terdapat banyak praktek yang tidak sesuai dengan syariah seperti muzabanah,mulabazoh,ijon dan muhaqolahyang secara makro memberikan efek negatif pada pengembangan pertanian .
QURANI merupakan metode pengembangan pertanian dalam rangka mempertemukan pemilik modal dengan petani desa agar dapat mengembangkan modal yang dimiliki dan memanfaatkan lahan yang ada di desa,selain itu QURANI berisikan beberapa Skema yang kami sebut sebagai Islamic Modeling System yang memberikan arahan agar pengembangan Pertanian mengasilkan Produk yang dapat di pasarkan di masyarakat.
Di bab selanjutnya kami akan membahas secara komprehensif metode QURANI serta pelaksanaanya di masyarakat.



1.2   Identifikasi Masalah

Melihat semua hal yang melatarbelakangi sektor pertanian, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :
1.       Permasalahan sektor pertanian, terutama dalam masalah permodalan.
2.       Pemilik modal di daerah perkotaan tidak memiliki sarana untuk mengembangkan modalnya dalam bidang Pertanian.

3.       Masih banyak praktek yang berdasarkan „urf dan tidak sesuai syariah
4.       Masalah Kelembagaan Pertanian dan Pengelolaan Pasca panen serta pemasaran hasil pengolahan

1.3   Tujuan Penulisan

Penulisan ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya para pembaca. Secara terperinci tujuan penulisan ini adalah :
1.       Untuk     mengetahui      keefektifan     metode     QURANI     untuk pengembangan dan pemberdayaan desa
2.       Meningkatkan kesejahteraan desa melalui Agro syariah System
3.       Membantu bagi pemerintah Desa dalam mengembangkan pertanian serta pengolahan hasil tani bahkan pemasaranya dengan mudah
4.       Menciptakan sustainable Development Goods dimulai dari tigkat Desa

1.4   Manfaat Penulisan

Karya tulis kami memiliki manfaat sebagai berikut:

1.4.1          Bagi Penulis

Penelitian ini sangat berguna untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis penulis. Hal ini juga sebagai sarana pembelajaran penulis untuk menangkap masalah dan peluang yang ada di Indonesia.

1.4.2          Bagi Masyarakat dan Pemerintah

Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menyebarkan sistem syariah kepada seluruh pembaca dan memperkenalkan metode QURANI sebagai salah satu solusi untuk permasalahan di sektor pertanian

1.4.3          Bagi Disiplin Ilmu

Karya tulis ini diharap dapat memberikan kontribusi bagi khasanah pengetahuan, terutama bidang ekonomi syariah yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. Sehingga dapat dijadikan referensi baik bagi penulis.



                                                                                               

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1   Tinjauan Pustaka
2.1.1          Pemberdayaan Petani dan Agronomic Definisi
Pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi” bukan sebuah “proses instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu, penyadaran, pengkapasitasan dan pendayaan. Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut (Wrihatnolo & Dwidjowijoto, 2007):
a.  Tahap pertama adalah penyadaran. Pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi “pencerahan” dalam bentuk penyadaran bahwa mereka mempunyai hak untuk mempunyai “sesuatu”. Misalnya, target adalah kelompok masyarakat miskin. Kepada mereka diberikan pemahaman bahwa mereka dapat menjadi berada, dan itu dapat dilakukan jika mereka mempunyai kapasitas untuk keluar dari kemiskinannya.Program-program yang dapat dilakukan pada tahap ini misalnya memberikan pengetahuan yang bersifat kognisi, belief, dan healing. Prinsip dasarnya adalah membuat target mengerti bahwa mereka perlu (membangun “demand”) diberdayakan dan proses pemberdayaan itu dimulai dari dalam diri mereka (tidak dari orang lain)
b.  Tahap kedua adalah pengkapasitasan. Inilah yang sering disebut dengan capacity building, atau dalam bahasa yang lebih sederhana memampukan atau enabling. Untuk diberikan daya atau kuasa, yang bersangkutan harus mampu terlebih dahulu. Misalnya, sebelum memberikan otonomi daerah, seharusnya daerah-daerah yang hendak diotonomkan diberi program pemampuan atau capacity building untuk membuat mereka “cakap” (skilfull) dalam mengelola otonomi yang diberikan. Proses capacity building terdiri atas tiga jenis, yaitu manusia, organisasi, dan sistem nilai.
c.  Tahap ketiga adalah pemberian daya itu sendiri – atau empowerment dalam makna sempit. Pada tahap ini target diberikan daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang. Pemberian ini ssuai dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki.

Sedangkan Agronomi adalah ilmu dan teknologi dalam memproduksi dan memanfaatkan tumbuhan untuk bahan pangan, bahan bakar, serat, dan aplikasi lingkungan seperti reklamasi. Agronomi merupakan salah satu ilmu terapan yang berbasis biologi tumbuhan yang mempelajari pengaruh dan manipulasi berbagai komponen biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup) terhadap suatu individu atau sekumpulan individu tanaman untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Agronomi mencakup kegiatan di bidang genetika tumbuhan, fisiologi tanaman, meteorologi, dan ilmu tanah dan aplikasi kombinasi ilmu biologi, genetika, kimia, ekonomi, ekologi, topografi, dan kebijakan ekonomi-politik. Pakar agronomi saat ini terlibat dalam berbagai isu terkait produksi bahan pangan secara kuantitas maupun kualitas, mengelola dampak lingkungan aktivitas pertanian, dan penciptaan sumber energi dari tanaman1. Mereka umumnya ahli dalam penerapan rotasi tanaman, irigasi dan drainase, pemuliaan tanaman, fisiologi tanaman, klasifikasi tanah, kesuburan tanah, pengendalian gulma dan hama.

2.1.2          Metode QURANI ( Quantum Responses Agronomics And Network)Metode pengembangan QURANI secara khusus di perkenalkan oleh Tri Aji Pamungkas Pada tahun 2016, dalam metode ini terdapat 4 aspek penting pengembangan yakni Link Market,Link Investment,Link Society, link Agronomi and Agricultural yang berdasarkan pada Konsep Syariah beberapa skemanya kini di kembangkan di desa Cikandang yang memiliki Taman Tekhno Pertanian, Awal pengembangan nya didasari pada minimnya partisipasi masyarakat terhadap program pemerintah terkait pertanian, minimnya investor yang datang untuk pengembangan pertanian serta susahnya skema pengembangan produk pertanian yang berujung pada penciptaan Agropreneur di tingkat desa2.Berikut beberapa akad dalam Pertanian yang digunaka dalam sistem QURANI
2.1.2.1                   Muzara‟ah3 atau Al-Mukhabarah4




1 Antonio Saltini, Storia delle scienze agrarie, 4 vols, Bologna 1984-89, ISBN 88-206-2412-5, ISBN 88-206-
2413-3, ISBN 88-206-2414-1, ISBN 88-206-2415-X
2QURANI, TAP
3Wahbah Zuhaily, al-Fiqhu al-Islami wa Adilatuh, Juz 6, Beirut Libanon : Dar al-Fikr, hlm 562
4As-Syarhul Kabiir,3 Hlm

Al-muzara‟ah secara etimologi adalah bentuk mashdar (infinitive) dari kata, az-zar‟u yang artinya adalah al inbaat (menanam, menumbuhkan).
Secara terminology akad muzara‟ah atau al mukhabarah adalah akad pemanfaatan dan penggarapan lahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap yang benihnya berasal dari penggarap, sedangkan hasilnya dibagi antara dua pihak tersebut sesuai dengan prosentase yang telah disepakati.
Perbedaan antara Al-Muzarah dengan Al Mukhabarah adalah pada benih yang akan di tanam, Jika Al-Mukhabah adalah mengerjakan suatu lahan dengan upah sebagian dari hasilnya,sementara benihnya dari pihak pekerja5,sedangkan Al-Muzaraah mengerjakan suaatu lahan dengan upah sebagian dari hasilnya sementara benihnya dari pemilik lahan6
Wahbah Zuhaily mendefinisikan muzara‟ah sebagai transaksi dalam hal bercocok tanam dengan upah dari perkara yang akan dihasilkan nantinya.
2.1.2.2                   Rukun dan syarat muzara‟ah7
Menurut  ulama  Hanafiyyah,  rukun  Muzaraah    adalah  ijab  dan  qabul antara pemilik dan penggarap. Sedangkan elemen akad muzara‟ah terdiri dari pemilik penggarap, lahan dan objek akad, semua elemen tersebut memiliki syarat-syarat diantaranya :
2.1.2.3                   Syarat-syarat pihak yang melakukan akad
a.    Berakal (mumayyiz)
b.    Bukan orang murtad menurut pendapat Imam Abu Hanifah
2.1.2.4                   Syarat lahan yang ditanami
a.       Lahan itu layak dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian
b.      Lahan harus diketahui dengan jelas dan pasti
c.       Lahan yang ada dipasrahkan sepenuhnya kepada penggarap (at- takhliyah)
2.1.2.5                   Objek akad
a.    Benih yang akan ditanam diketahui secara pasti
b.    Objek berupa tanaman yang mengalami pertaumbuhan bila di garap



5Mughnil Muhtaz,2 Halm.323 dan halaman berikutnya
6Kasysyaaful Qinaa,3 Hlm.532
7Ibid, Wahbah Zuhaily, hlm 563

c.    Hasil panen, memiliki beberapa syarat diantaranya :
·         Diketahui dengan jelas dalam akad karena hasil panen merupakan upah, sehingga apabila tidak diketahui dengan jelas akan merusak akad
·         Status hasil panen adalah milik bersama diantara kedua belah pihak
·         Pembagian hasil panen harus ditentukan kadarnya seperti separuh, sepertiga, seperempat dan sebagainya
·         Bagian masing-masing harus berupa bagian yang masih umum dan global dari keseluruhan hasil panen
d.   Syarat alat pertanian yang digunakan untuk mengolah lahan seperti binatang untuk membajak tanah dan peralatan lain pada umumnya.
e.    Syarat masa Muzara‟ah harus jelas dan pasti, karena akad muzara‟ah adalah mempekerjakan dengan upah dari hasil panen, sementara ijarah tidak sah apabila masanya tidak jelas. Pengukuran masa Muzara‟ah tanpa disertai penjelasn masanya, yaitu berlaku satu kali masa tanam.
2.1.3          Bentuk – Bentuk Muzara‟ah8
Menurut   Muhammad   dan   Abu   Yusuf,   muzaraah   memiliki   empat bentuk.Tiga diantaranya adalah sah, sedangkan satu yang lainnya tidak sah.
2.1.3.1                   Modal lahan dan benih dari alah satu pihak, sedangkan pekerjaan penggarapan lahan dan binatang untuk mengolah lahan ai pihak lain. bentuk muzaraah ini adalah boleh, sehingga status pemilik lahan adalah mempekerjakan pihak penggarap, sedangkan hewan yang digunakan untuk membajak menjadi tanggungan penggarap sebagai konsekuensi dirinya dipekerjakan untuk menggarap lahan.
2.1.3.2                   Modal dan lahan dari satu pihak, sedangkan binatang, benih dan penggarapan lahan dari pihak yang lain. status prnggarap disini adalah menyea lahan dengan biaya sewa sebagian dari hasil panen lahan yang digarap




8Ibid, Wahbah Zuhaily, hlm 571

2.1.3.3                   Modal lahan binatang dan benih dari satu pihak, sedangkan penggarapan dan pengolahan lahan dari pihak yang lain. status pemilik lahan adalah mempekerjakan pihak penggarap dengan upah sebagian dari hasil panen lahan yang digarap.
2.1.3.4                   Modal lahan dan binatang dari salah satu pihak (Traktor jika zaman sekarang), sedangkan modal benih dan penggarapan dari pihak lain. Ini merupakan  bentuk  muzaraah  yang  tidak  sah  menurut  zhahir  riwayat. Karena seandainya diasumsikan bahwa akad tersebut adalah penyewaan lahan, maka pensyaratan binatang yang dibutuhkan untuk membajak dan mengolah lahan seharusnya menjadi tanggungan pihak penggarap, karenajika dipersyaratkan kepada pemilik lahan akan membuat akad sewa menjadi tidak sah karena tidak mungkin menjadikan posisi binatang mengikuti lahan atau dengan kata lain tidak mungkin menjadikan penyediaan fasilitas berupa binatang pembajak sebagai konsekuensi atau prasyarat dalam menyewakan suatu lahan karena perbedaan fungsi dan kegunaan antara lahan dan binatang.
Dan seandainya diasumsikan baha akad tersebut adalah akad mempekerjakan pihak penggarap, maka adanya ketentuan modal benih menjadi tanggungannya adalah merusak akad tersebut, krena tidak dimungkinkan penyediaan benih oleh pihak yang dipekerjakan untuk menggarap lahan sebagai konsekuensi atau prasyarat dirinya dipekerjakan. Berdasarkan hal ini, maka suatu akad muzara‟ah tidak sah jika ada ketentuan fasilitas peralatan untk menggarap lahan atau binatang pembajak atau pekerjaan menggarap lahan menjadi taggung jawab pihak pemilik lahan.Begitu juga, akad muzaraah tidak sah jika ada ketentuan bahwa semuahasil panennya adalah untuk salah satu pihak saja.
2.1.4          Al-Musaaqaah atau Al-Muamalah
Secara Bahasa ,Al-Musaaqaah adalah bntuk masdar al-mufa’alah dari asal kata as- saqyu‟ yang artinya penyiraman atau pengairan.

Menurut ulama syafii‟yah Musaaqaah adalah memperkerjakan seseorang untuk menyirami dan merawat Pohon Kurma atau anggur dan sjenisnya dengan kesepakatan hasil buahnya menurut presentase yang di sepakati9.




Gambar 1.1 pertanian dalam perspektif Al-Qur’an10

a.                 Al - an‟am :99
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya.Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
b.                (QS. An Nahl : 11)
“Dia yang menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman- tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam-macam buah-buahan.




9Ad-darul mukhtar,5 hlm.200; Al-Badai 6 Hlm.185; Al-Lubaab 2hlm 233;Tabyinul Haqaiq 5 Hlm 10Oleh Muhaimin Iqbal, diambil dari http://labib-alghozy.blogspot.co.id/2013/07/ayat-ayat-al- quran-mengenai-pertanian.html pada 05 maret 2016

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Alloh) bagi kaum yang memikirkannya.”
c.                 Yaasin : 33-35
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji- bijian, maka daripadanya mereka makan.Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air.supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur”
d.               Qaaf : 9-10
“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam. dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,”
e.                 „abasa : 27-31
Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur- sayuran,zaitun dan kurma,kebun-kebun (yang) lebat,dan buah-buahan serta rumput-rumputan,”
Ayat – ayat diatas menerangkan bahwa pertanian atau perkebunan merupakan salah satu tanda kebesaran Allah yang kedudukannya sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebagaimana pemikiran Asy-Syaibani dalam klasifikasi usaha bahwa pertanian merupakan hal paling pokok dari tiga usaha lainnya11, karena pertanian memproduksi berbagai kebutuhan dasar manusia yang sangat menunjang dalam melaksanakan berbagai kebutuhan lainnya

2.1.5          Dasar  Praktek Muzaraah atau Al-Mukhabarah dan Musaaqaah
2.1.5.1                   Al-qur‟an
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun- kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan



11Tiga usaha lainnya adalah perdagangan pertanian dan perindustrian

yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”. (Ar-Ra’ad : 4)
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya”(Hud:61)
2.1.5.2                   Hadist
Dari Ibnu Umar berkata “Rasullullah memberikan tanah Khaibar kepada orang-orang Yahudi dengan syarat mereka mau mengerjakan dan mengolahnya dan mengambil sebagian dari hasilnya”.
Dari Anas bin Malik radhiallahu‟anhu, Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam bersabda, “Akan dipandang sebagai sedekah, seorang Muslim yang menabur benih dan menanam pohon, kemudian manfaatnya diambil oleh manusia, burung-burung, atau hewan lainnya.” (HR Bukhari No.2320).
2.2 Penelitian Terdahulu

Penulis
Judul
Masalah
Kesimpulan
Sahat parisabu, dkk
Hasil penelitian “Analisis kebijakan pembiayaan
sector pertanian”
Alokasi anggaran pertanian nasional yang dikelola departemen pertanian hanya sedikit , pembiayan pertanian relative kecil juga persyaratan pembiayaan yang menyulitkan petani
Alokasi anggaran pembangunan pertanian seharusnya dipusatkan dan dikoordinir oleh Departemen Pertanian. Program pembiayaan KKP bisa dipergunakan bagi petani yang memiliki keelompok
serta ada





penjaminnya. SM3 diminati oleh petani mikro sedangkan bantuan LM3 sangat membantu dalam membantu
perekonomian.
Ashari dan
“Perspektif
Peran sector
Bank pertanian
Supena
pendirian bank
pertanian yang
merupakan
Friyanto
pertanian di
strategis dalam
lembaga keuangan

Indonesia”
perekonomian
yang khusus


nasional belum
membiayai sector


diimbangi dengan
pertanian yang


dukungan
prosfektif untuk


penyediaan yang
diujudkan di


memadai
Indonesia secara



konseptual dan



empirik dengan



beberapa format



untuk dapat



melayani nasabah



secara efektif dan



efisien
Eko Kurniadi
Akslerasi
Perhatian terhadap
Optimalisasi linkage

Pembiayaan
sektor pertanian
program perbankan

Perbankan
masih dinilai
syariah diperlukan

Syariah terhadap
kurang. Padahal,
agar penetrasi ke

Pertanian
ketika perhatian
dalam sektor

Subsektor
terhadap
pertanian dapat

Tanaman Pangan
pembiayaan
lebih efisien dan

melalui Linkage
optimal, maka
efektif. Selain itu,



Program
petani dapat
dukungan

meningkatkan
pemerintah baik

produktifitasnya
berupa bantuan

sehingga salah satu
teknis (subsidi)

tujuan pertanian
maupun nonteknis

yaitu pencapaian
juga mutlak

swasembada pangan
diperlukan agar

dan swasembada
perbankan syariah

berkelanjutan dapat
dapat menimalisasi

tercapai dengan
resiko.

cepat

Ragel Neno
Menggagas
Terdapat beberapa
Pembiayaan
lestari
Sistem
masalah dalam
berbasis syariah

Muzara‟ah
pertanian yaitu
memiliki beberapa

sebagai alternatif
penurunan kualitas
skim kredit

bentuk
dan kuantitas
(pembiayaan) yang

pembiayaan
sumber daya lahan
lebih cocok untuk

pertanian di
pertanian,
diadaptasikan pada

Indonesia
keterbatasan
sektor pertanian.


infrastruktur dan
Skim tersebut salah


teknologi,pnjangna
satunya adalah


mata rantai
pembiayaan


pertanian,
berbasis bagi hasil


terbatasnya
pertanian atau


permodalan
disebut dengan



muzara’ah.






3.1   Jenis Penelitian


BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan dalam pene- litian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri,baik satu variable ataupun lebihtanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain pada saat penelitian dilakukan12

3.2   Objek Penelitian


Objek penelitian yang alamiah adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek, dan setelah keluar dari objek relatif tidak berubah13 Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Gapoktan yang berada di Wilayah Desa Cikandang Kab.Garut,Desa Sukaraja Kab.Sukabumi dan Desa Cibodas Kab.Purwakarta.
Tabel 3.1 Gapoktan Desa Cikandang,Cibodas dan Sukaraja



NO

NAMA KELOMPOK TANI

Nama Ketua


ALAMAT

KELAS KELOMPOK


KOMODITAS
Desa Sukaraja Kab.Sukabumi





1


Mitra Tani



Kp Padangenyang


L


Padi


2


Mawar Jaya



Kp Cibeureum Tengah


M


Padi


3


Tani Mukti



Kp Ngaweng RT 03/04


L


Padi


4


Tunas Harapan


Kp Cibeureum Goalpara


L


Padi, ternak




12 Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian.( Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2005), hlm. 234.
13 ugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 49.






5




K.W.T Saluyu




Kp Babakan Limbangan




U



Pengolahan Hasil


6


Tani Berkah


Kp Cibeureum Goalpara


S


Ikan


7


Sala Eurih


Kp Babakan Limbangan


L


Padi




8




Cidadap Subur





Kp Cidadap Hilir




P



Padi, Palawija


9


Mekar Mulya


Kp Cibeureum Babakan


P


Padi


10


Saluyu



Kp Kampung Inggris


P


Peternakan




11




KWT Sri Rezeki





Kp Cidadap Hilir




P



Pengolahan Hasil




12




KWT Nurazkya





Kp Cibeureum Legok




P



Pengolahan Hasil


13


Sapikiran



Kp Cibeureum Pasir


P


Ternak


NO

NAMA KELOMPOK TANI

Nama Ketua

ALAMAT

KELAS KELOMPOK


KOMODITAS

Desa Cibodas Kab.Purwakarta








1




Batu Datar




Abduloh


Ds. Cibodas, Kec. Sukatani, Kab.
Purwakarta




L




Padi






2




Leuwi Peusar




Hj. Pipih


Ds. Cibodas, Kec. Sukatani, Kab.
Purwakarta




L




Padi




3




Budi Karya




Igud


Ds. Cibodas, Kec. Sukatani, Kab.
Purwakarta




L




Padi




4




Muda Karya




M. Yunus


Ds. Cibodas, Kec. Sukatani, Kab.
Purwakarta




L




Padi


NO

NAMA KELOMPOK TANI

Nama Ketua

ALAMAT

KELAS KELOMPOK


KOMODITAS

Desa Cikandang Kab.Garut










1






Hitda Mandiri





Awan Kusmawan



Kp. Desa Kolot Desa Cikandang
Kecamatan Cikajang-Garut






L






Palawija






2



Kampung Domba
Indonesia (KDI) Cikandang






Amin



Kp. Cikeris Desa Cikandang
Kecamatan Cikajang-Garut






L





Ternak Domba



3



Sahabat Tani



Iman Sukirman


Kp. Cipaku Ds. Cikandang Kecamatan Cikajang




Palawija



4



Filahah



Juju Abdur Rahman

Kp. Renteng Desa Cikandang Kecamatan
Cikajang-Garut




Palawija






5



Karya Bakti Family




Kanda

Kp. Cikeris Desa Cikandang Kecamatan Cikajang-Garut




L




Kopi






6






Raksawana Agro




Teten Rustendi, S.,Hut


Kp. Cikeris RT/RW 02/10 Desa.
Cikandang Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut






L





Kentang Median






7






Rancage






Bahrudin


Kp. Cikeris RT/RW 03/11 Desa Cikandang
kecamatan Cikajang-Garut






P





Kentang Median






8






Putra Harapan






Jaja Jakarya


Kp. Cikeris RT/RW 02/10 Desa Cikandang
Kecamatan Cikajang-Garut






P






Palawija


9


KWT Berkah


Lia Yulianti


Desa Cikandang


P


Kopi






10





Kelompok Jamur Kayu "Yosen"





Aceng Suhendar


Kp. Renteng RT/RW 03/03 Desa Cikandang
Kecamatan Cikajang-Garut






L





Budidaya Jamur




11




Karya Mandiri



Uloh Sutarman



Kp.Cikeris Rt 03 Rw 11 Desa Cikandang




L




Kopi




12




Cantigi



Ir. Iyep Risa Winaya

Kp. Cikandang Lebak Ds.
Cikandang Kec. Cikajang




L




Palawija






13




Sinar Tani




Elan Dahlan


Kp. Cipaku Ds. Cikandang Kec. Cikajang




L




Palawija




14




Harapan Tani




E. Tatan


Kp. Cikandang Ds. Cikandang Kec.
Cikajang




P




Palawija




15




Rimba Lestari




Edi R


Kp. Cikandang Ds. Cikandang Kec.
Cikajang




P




Palawija




16




Harapan Jaya




Suma H


Kp. Kuneng Ds. Cikandang Kec. Cikajang




P




Palawija



17



Lestari II



Heri

Kp. Kancah Nangkub Ds. Cikandang Kec. Cikajang




L



Palawija




18




Aster




Neneng

Kp. Kancah Nangkub Ds. Cikandang Kec.
Cikajang




L




Palawija




19




Muncul Jaya




Aip S


Kp. Cikandang Ds. Cikandang Kec.
Cikajang




L




Palawija




20



Bina Lestari Sejahtera



Narma Nuralam


Kp. Cikandang Ds. Cikandang Kec.
Cikajang




L




Kopi



21



Tani Mukti Mandiri



Wawan


Kp. Babakan Ds. Cikandang Kec. Cikajang




L



Palawija






22




Renteng Sari




Ny. Yati


Kp. Renteng Ds. Cikandang Kec. Cikajang




L



Ternak Sapi Perah




23



KTSP Kandang Sari




Ny. Ai

Kp. Cikandang Lebak Ds.
Cikandang Kec. Cikajang




L



Ternak Sapi Perah







24







Bangkit






Abdul Rohman




Kp. Cikandang Lebak Rt/Rw 01/05 Desa Cikandang
Kecamatan Cikajang







P







Palawija


3.3   Populasi dan Sampel

3.3.1.        Populasi

Populasi adalah wilayah Generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karaketristik tertentu yang ditetap- kan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.sehingga populasi dalam hal ini Gapoktan yang berada dalam pengembangan Desa di Desa Ciakandang Kab. Garut, Desa Sukaraja Kab. Sukabumi dan Desa Cibodas Kab.Purwakarta.

3.3.2.        Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel



Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sebagai sampel statististik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif  adalah  untuk menghasilkan teori. Berdasarkan pernyataan  tersebut,  maka  yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua yang terlibat, baik yang sifatnya operasional ataupun pembuat kebijakan yang terkait pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan petani di tingkat Desa

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertim- bangan tertentu dalam rangka mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan snowball  sampling  adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlah- nya sedikit, lama-lama menjadi besar.14 Dengan metode seperti ini, penelitian yang dilakukan tidak parsial, hanya fokus pada satu sumber data saja.
3.4   Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif sebagai proses analisis dan data kualitatif yang bersifat induktif dalam  arti  cara menerangkannya dari data ke arah teori.15
Data kualitatif merupakan data  yang  berbentuk kata,  kalimat,  skema  dan  gambar yang diperoleh diperoleh peneliti dari sumber-sumber data yang bersumber dari data primer dan data sekunder.

3.4.1.      Data Primer
Data primer berupa sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti) atau data yang diperoleh langsung dari lapangan (objek penelitian).16  Adapun  yang merupakan  data  primer   dalam   penelitian   ini antara lain:
·      Gapoktan yang berada di Desa Cikandang Kab. Garut,Gapoktan di Desa Sukaraja Kab. Sukabumi dan gapoktan yang berada di Desa Cibodas Kab.Purwakarta
·      Kondisi Masing-masing Gapoktan dari sumber permodalan,cara penjualan hasil panen serta kegiatan pengolahan hasil tani sampai menjadi sebuah Produk khas pertanian.
·      Kegiatan pengelolaan dana bantuan di masing-masing Gapoktan.

3.4.2.        Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti) atau data yang diambil peneliti sebagai pendukung atas penelitian dari sumber- sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan   secara    ilmiah.17 ). Dalam  penelitian  ini, litaratur pokok yang dipakai adalah:
·         Rancangan Undang-Undang tentang Kedaulatan Pangan, dimana ini sebagai acuan berfikir tanpa mengambil kesimpulan secara general karena belum menjadi undang- undang.



14 Ibid, hlm. 392
15 Ibid, hlm. 42
16 Ibid., hlm. 62.
17 Ibid.

·         Jurnal jurnal yang diterbitkan departemen pertanian maupun lembaga penelitian lain yang konsen terhadap pertanian.
·         Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan.

3.5   Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitaian ini adalah dengan mengguna- kan beberapa metode, di antaranya adalah:
3.5.1.      Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang  dilaku- kan  peneliti  dengan   melibatkan   diri dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati, sehingga diperoleh  data yang  lebih  lengkap, tajam,  dan  sampai   mengetahui   pada   tingkat makna   dari setiap  perilaku  yang  nampak18 Observasi  yang  dilakukan  merupakan  observasi  tidak terstruktur, dimana penulis tidak memper- siapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Observasi yang dilakuan penulis berpusat pada kegiatan yang dilakuan pengurus Gapoktan,Pusat pengembangan pertanian desa melalui Taman Tekhnologi Pertanian Kab.Garut yang berada di desa Cikandang dan Garut Development Committee.

3.5.2.        Wawancara


Wawancara merupakan pertemuan dua orang atau bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga  dapat  dikontruksikan  dalam suatu topik tertentu Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan  menggali  informasi  yang lebih mendalam yang ditujukan kepada stakeholder desa dalam masalah pengembangan potensi desa dari segi pertanian dan pengelolaan hasil panen sehingga menjadi sebuah ketahanan pangan.wawancara juga dilakukan ke balitbangtan dalam hal ini TPP Kab.Garut dalam pengembangan petani ditingkat Desa.Para Gapoktan yang berada di lingkungan Desa cikandang Kab.Garut,Desa Sukaraja Kab.Sukabumi dan Desa Cibodas Kab.Purwakarta yang menjadi objek pertanyaan adalah permasalahan petani dan pengembangan petani serta pengenalan Syariah Agricultural bagi Gapoktan.

3.5.3.        Kuisioner


Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertu- lis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi- nya, atau hal-hal yang ia ketahui19.Kuisioner ini adalah untuk mengumpulkan data



18 ibid, hlm. 203

19 Arikunto, 151.

langsung    dari    gapoktan    terkait    syariah    Agricultural    dan    penerapanya dikelembagaan Gapoktan.

3.5.4.        Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah sarana pendalaman teori yang menjadi panduan dasar dalam peneli- tian, dimana teori merupakan bekal utama dalam melakukan penelitian20 Metode ini digunakan untuk menggali dasar-dasar teori tentang konsep- konsep pemberdayaan petani menuju kemandirian ekonomi yang salah satunya dengan menciptakan sistem QURANI bagi Desa dalam mengembngkan pemberdayaan petani. Sehingga apa yang yang menjadi tujuan studi pustaka ini adalah memperkaya pengetahuan penulis sesuai dengan judul yang diangkat.

3.6   Teknik Analisis


Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu dengan cara memaparkan informasi-infor-  masi faktual yang diperoleh secara langsung ataupun tidak. Informasi didapat dari pengurus Gapoktan ataupun dari pihak-pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan Pemberdayaan di Gapoktan serta pengembangan sistem pemberdayaan petani di tingkat desa. Analisis diawali dengan mengklasifikasikan data yang diperoleh kedalam  dua  bagian yaitu eksternal  dan internal21 Selanjutnya, data yang diperoleh akan dianalisis dengan berbagai teori yang berkaitan dengan pokok masalah dalam penelitian ini. Analisis dilakukan dengan metode SWOT (Strength, weakness, opportunity and trheath). Metode ini akan menerangkan, dalam posisi mana perusahaan atau objek yang diteliti berdasarkan data analisa lingkungan, baik lingkungan ekster- nal maupun lingkungan internal. Terakhir adalah tahap pengambilan keputusan yang dilakukan melalui pendekatan QSPM, sehingga akan meng- hasilkan rumusan strategi yang akan dijalankan pada satu periode tertentu.





20 Ibid, 387.
21 Freddy Rangkuti. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm. 22










4.1   Kondisi Gapoktan


BAB IV
Analisis dan Pembahasan

Ada empat jenis bidang usaha unggulan yang teridentifikasi dari masing-masing Gapoktan yang disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.1.a Keadaan Gapoktan di Desa Cikandang







Gambar 4.1 b Keadaan Gapoktan Desa Cibodas














Gambar 4.1 c Kedaan Gapoktan Desa Sukaraja






Sumber: Diolah penulis, 2016

Adapun jenis usaha Gapoktan dari jumlah sampel yang diambil dimana sebagian besarnya adalah Petani/penanam/Peternak sebesar 75% dan hanya 25%  pengolahan  hasil tani dari jumlah Gapoktan di Desa Cikandang,Cibodas dan sukaraja,dominasi tanaman palawija ada di daerah desa Cikandang kab.Garut dengan varietas Unggulan Kentang Media,Jeruk Keprok,Kopi Robusta,arabica dan tanaman palawija lain sedangkan dominasi Padi ada di wilayah Cibodas Kab.Purwakarta.dilihat dari  presentase Perdesa Desa Cikandang merupakan paling Produktif dalam pertanian Palawija sedangkan Desa Sukaraja paling Produktif dalam perikanan dan peternakan Ayam serta desa Cibodas paling produktif dalam penanaman Padi. Ada hal  yang menarik di desa Cikandang yakni peternakan khas Domba Garut yang hampir yang mendapatkan panduan khsusus dari TPP dari pengembanganya.
4.2   Sumber Dana Gapoktan
Dalam menjalankan fungsinya, Gapoktan ditopang dengan dana-dana baik yang berasal dari internal anggota maupun dana lain berupa hibah ataupun berbentuk hutang.

Tabel 4.1. Sumber Dana Gapoktan


No
Jenis Dana
Sumber Dana
1
Simpanan Pokok
Internal
2
Simpanan Wajib
Internal
3
Simpanan Sukarela
Internal
4
Dana Hibah dan pemberdayaan di TPP
Eksternal (bantuan
Kementrian Pertanian)
Sumber: data diolah

Yang merupakan dana dari internal anggota adalah simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Besarnya jumlah simpanan pokok disepakati oleh anggota, dimana masing – masing anggota besarannya yang disetorkan sebagai simpanan pokok jumlahnya tidak ber- beda. Simpanan pokok disetorkan pada saat pendaftaran menjadi  anggota,  dalam  arti simpanan ini menjadi modal anggota  yang tergabung dalam Gapoktan. Sedangkan simpanan wajib disetorkan setiap bulannya  dimana  besaran- nya juga sama antar masing-masing anngota yang diputuskan dalam musyawarah seluruh

anggota. Dari 4 Gapoktan yang ada di desa Cibodas , rata-rata besarnya jumlah simpanan pokok tidak ditentukan ,- dan simpanan wajibnya diatas 10k, yang dibayarkan setiap bulannya. Di desa Cikandang simpanan Pokok diambil dari hasil bayaran perbulan untuk Gapoktan Sapi Perah dan untuk pertanian masih belum ada nominal yang diwajibkan melainkan beberapa persen dari hasil panen yang biasa di setor ke gapoktan,sungguh miris memang secara kelembagaan masi banyak kekurangan.
Pinsip kearifan lokal masih dilakukan dengan memberikan banyak keleluasaan pada simpanan sukarela.

4.3   Analisis    Eksternal    &    Internal    Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix

Matriks evaluasi ekternal digunakan untuk menganalisis pengaruh linkungan eksternla yang berpengaruh terhadap organisasi berupa peluang dan ancaman
Tabel 4.2. EFE Matriks Gapoktan Desa Cikandang,Cibodas dan sukaraja

Peluang
Bobot
Rating
Skor
a. Dukungan pemerintah dalam menumbuhkembangkan
17.5%
5
0,65
kelembagaan petani sebagai lembaga ekonomi mandiri



yang dimilki dan dikelola oleh petani.



b.      Jumlah penduduk Desa yang terus meningkat menjadi



peluang pemasaran hasil pertanian baik hasil tani segar
12.5%
4
0,9
ataupun hasil olahan.



c.     Sektor pertanian masih memberikan kontribusi penting



terhadap    PDB   Indonesia   disebabkan        tenaga kerja
25%
3
0,45
Indonesia terserap pada sektor pertanian



d. Mayoritas masyarakat petani memiliki partisipasi rendah



terhadap penyuluhan dari desa
15%
5
1,00
e. Teknologi pengembangan cara bertani baik untuk on farm



ataupun of farm sangat beragam.



f. Belum adanya skema Khusus pertanian
15%
4
0,23

15%
4
0,4
Total


3.63
Ancaman
Bobot
Rating
Skor
a.       Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
25%
4
0.85
program seperti penyuluhan dan lainya
b. Terbatasnya modal petani untuk alih teknologi pertanian

20%

5

0,65
dimana masih dianggap belum bisa merubah pendapatan



petani.
c.     masih mengandalkan bantuan subsidi bukan pada

30%

4

0,2
pemberdayaan,barang masih di jual langsung bukan di olah
d. Masuknya  Investor Asing  serta Praktek Jual beli yang  tidak sesuai dengan syariah seperti jual beli tanaman yang ada di tanah padahal belum tahu bagus atau tidak jiplak lahan dll


30%


3


0,5
Total


2.2
Sumber: Hasil angket dan wawancara Ketua Gapoktan Desa Cikandang, TPP Cikandang dan Gardec 2016.

4.4   Metode Quantum Responses Agronomic And Network (QURANI) Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang tergambar  dalam  matriks  IFE tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut sebagai alternatif strategi yang akan menjadi arahan organisasi. Pada tahap ini, analisis SWOT dipakai  untuk melihat strategi apa saja yang bisa dipakai dengan keadaan internal dan eksternal yang tergambarkan saat ini.


Matriks SWOT Gapoktan Internal Kekuatan (Strength)


a.   Gapoktan merupakan wadah yang dikelola langsung oleh anggota kelompok tani, sehingga lebih mampu menilai apa yang dibutuhkan petani.
b.  Soliditas antara sesama pengurus terjaga dengan baik karena para pengurus masih berada dalam satu wilayah, paing tidak ada dalam satu kecamatan.
c.  Gapoktan hadir sebagai pelaksana sistem yang prosesnya tidak susah


Kelemahan (Weakness)


a.                  Masih minimnya pemupukan modal Gapoktan yang hanya mengandalkan iuran anggota saja dan dana hibah serta pemasaran yang masih ditempat
b.    Pengelolaan pemberdayaan masih bersifat tradisional dan manual sehingga menyulitkan dalam pengembangan.
c.     Struktur kepengurusan yang masih minim, hanya mengandalkan ketua, sekertaris dan bendahara saja, belum mengembangkan bidang lain




Peluang (opportunity)

a.     Dukungan pemerintah dalam menumbuhkembangkan kelembagaan petani sebagai lembaga ekonomi mandiri yang dimilki dan dikelola oleh petani.
b.    Jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat menjadi peluang pemasaran hasil pertanian baik hasil tani segar ataupun hasil olahan.
c.     Sektor pertanian masih memberikan kontribusi penting terhadap PDB.
d.    Mayoritas masyarakat petani kecil membutuhkan permodalan, dimana tidak mampu mengakses pembiayaan perbankan atau lembaga lainya
e.     Teknologi pengembangan cara bertani baik untuk on farm ataupun of farm sudah sangat beragam dan modern.
f.     Belum adanya lembaga keuangan yang bergerak khusus untuk pertanian.


Strategi SO

a.         Mengembangkan usaha tani melalui pemaksimalan basis kelembagaan tani dengan teknologi terbarukan yang efisien.
b.        membuka segmen pengembangan desa dari segala bidang melalui aplikasi
c.         Menumbuhkan sistem Terpadu dalam pertanian


Strategi WO

a.   Memahami secara utuh tentang fungsi Gapoktan bagi petani
b.  Menyediakan alternatif modal anggota Gapoktan untuk peningkatan usaha tani.
c.   Penyadaran kembali kepada anggota kelompok tani yang belum tergabung dalam Gapoktan.
d.  memperkuat kompetensi dalam informasi
e.   Membangun interaksi dengan asosiasi petani lain yang sudah terlebih dahulu eksis.
f.   Memanfaatkan teknologi dalam proses penumbuhan Gapoktan.




Ancaman (Threat)



Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat pada pengembangan penyuluhan khususnya TPP


Strategi ST



Memaksimalkan pengembangn tekhnologi .


Strategi WT



Memperbaiki sistem dengapengelolaan Gapoktan dengan mengikuti pelatihan – pelatihan kelembagaan baik dari pihak suku dinas pertanian




Contoh Aplikasi QURANI Mobile Aplication and Web Aplication








Skema Cyrcle Qurani











BAB V PENUTUP


5.1   Kesimpulan

Qurani sebagai salah satu skim pengembangan Syariah Agricultural merupakan praktik bagi hasil di bidang pertanian dan perkebunan. Praktik ini  telah dilakukan di zaman kekhalifahan Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam, dan juga dilakukan oleh khalifah-khalifah dan para sahabat beliau. Berdasarkan ijma‟ yang telah ditetapkan oleh para ulama fikih dengan berpedoman pada dalil- dalil yang sahih, muzara‟ah,Mukhabarah,Musyarakah dan Mudharabah serta skema lain memiliki kriteria dan aturan-aturan yang sangat cocok untuk diaplikasikan pada kerja sama bidang pertanian. Selain itu, praktik ini sangat memperhatikan hak masing-masing pihak, sehingga jauh dari kezaliman.
Qurani juga memiliki kelebihan dari segi keringanan tingkat pengembangan yang disesuikan dengan keadaan wilayah.kearifan lokal serta prinsip lain yang terhindar dari kegiatan Maisir,Ghrara dan Riba. Kelebihan lain pengembangan tekhnologi start up yang kini banyak di gunakan di masyarakat pengguna handphone smart .Kekurangannya, karena skim berbasis bagi hasil untuk pertanian dinilai baru untuk proses pengmbangan maka perlu banyak hal dalam palaksanaaya .
5.2   Saran

Daftar pustaka

Soekartawi.2003.    Agribisnis:            Teori            dan aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono.           Memahami     Penelitian      Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005. Badan Pusat Statistik.
Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian.( Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2005
Roddul Mukhtar Ala Ad-Durrul Mukhtar,Syaikh Muhammad Amin (Ibnu Abidin),Adil Ahmad Abdul Maujud - Ali Muhammad Mu'awwad( Dar Alam Al- Kutub, Riyadh, Arab Saudi - Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut – Lebanon)
Badai' Ash-Shonai' fi Tartib asy-Syaroi' Penulis : Imam 'Alauddin, Abu Bakar bin Mas'ud Al-Kasani Al-Hanafi Tahqiq
Al-Lubab Fil Fiqhi Asy-Syafi,Syekh Abul Hasan Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Al-Qosim Adh-Dhobi Al-Muhamili,Abdul Karim bin Shonitan Al- Umari(Penerbit : Darul Bukhori, Madinah - Arab Saudi)
Wahbah Zuhaili,Adilatul Ada
PANDUAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN
(LMDH)( Diterbitkan 2008 Dicetak oleh Harapan Prima, Jakarta)



Biodata penulis



Nama Peserta                          : Tri Aji Pamungkas

Jenis Kelamin                          : Laki-Laki

Tempat/Tgl Lahir                    : Garut, 09 Desember 1995

Universitas                              : Sebi University College Of Islamic Economic ( STEI SEBI)
Jurusan                                                : Akuntansi Syariah

Semester                                  : V (Lima)

IPK                                         : 3.42

Nomor HP                               : 0896-8319-3759

Alamat Sekarang                     : Jl. Pringgondani Ujung No.80 Pondok Labu
,Cilandak Jakarta selatan

Alamat Asal                            : Jl. Renteng-Cikandang RT 001/RW 003 Desa Cikandang, Kec.Cikajang, Kab. Garut
Alamat Email                          : triajipamungkasalazhary@gmail.com Alamat Media Social   : Fb                                            : Tri Aji Pamungkas Al-Azhary
Intagram          : Dudung Steven

Motto Hidup                           : Be the best and Get the best Pengalaman Organisasi                                           :
Penghargaan                            :

Nama Peserta                          : Maesya‟bani

Jenis Kelamin                          : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir                    : Jakarta, 14 Desember 1997

Universitas                              : Sebi University College Of Islamic    Economic ( STEI SEBI)
Jurusan                                                : Perbankan Syariah

Semester                                  : III (Tiga)

IPK                                         : 3.6

Nomor HP                               : 0822-9823-4140

Alamat Sekarang                     : Asrama Putri STEI SEBI, Depok-Jawa Barat

Alamat Asal                            :        Perum        Metro       Cikopo,Desa       Cibodas Kec.Bungursari,Kab.Purwakarta-Jawa Barat
Alamat Email                          : maesya.bani@yahoo.co.id Alamat Media Social                                      : Fb Maesya‟bani
Motto Hidup                           : Pelaut yang hebat tidak dilahirkan di laut yang tenang
Pengalaman Organisasi                       :Anggota KIR SMA Negeri 1 Cikampek (2013)
Ketua OSIS SMA Negeri 1 Cikampek (2014) Divisi Pendidikan Forum OSIS Karawang (2014)
Majelis Syuro Angkatan 2015 STEI SEBI (2015- sekarang)

Divisi Ekspansi Keilmuan Islamic Economics Forum SEBI (2016)
Penghargaan                            : Harapan II Simulation of ASEAN Meetings (2013)

Juara III Olimpiade Matematika Kab.Karawang (2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mahabbah

 Cinta itu  laksana sebuah perang,  amat mudah mengobarkannya,  namun amat sulit untuk memadamkannya   Ketika kita mencintai,  perasaan kita...