Civil Society Power sebagai
penyeimbang kekuatan Negara
Oleh: Tri Aji Pamungkas
Setidaknya
ada tiga kekuatan yang akan terus eksis dalam kancah dunia yakni government
power dengan kekuatan yang memaksa dan kebijakanya , media Power dengan
jaringan dan kekuatan literasinya dan Civil Society power dengan kekuatan
Jamaahnya.masing-masing kekuatan memiliki kelemahan dan kelebihannya tergantung
dalam posisi mana dihadapkan.
Pemikir
tentang society power seperti Aristoteles, adam ferguson dan Thomas Paine menganggap
bahwa society power dalam hal ini mayarakat merupakan elemen yang terlibat
langsung dalam negara itu sendiri. Karena tidak aka nada negara jika tidak ada
masyarakatnya. Namun dilain sisi Marx, Hegel dan Gramci serta alexis tocquevile
menganggap bahwa civil society merupakan
lembaga otonom sebagai penyeimbang pelaksanaan kegiatan negara.
Karakteristik
dari adanya civil society itu sendiri setidaknya tergambar dari adanya Free
Public sphare , Toleransi, demokrasi , pluralitas warga negara dan keadilan
sosial. Di Indonesia sendiri civil
society Power lebih tergambar dari adanya kekuatan jamaah. Sebagai mana catatan
sejarah tentang kemerdekaan dan perjuangan menaklukan penjajah social Power
merupakan elemen utama dalam mensukseskan kedaulatan bangsa. Pada zamanya
organisasi jamaah yang terbesar dan terkuat seperti Nahdatul Ulama, Muhamadiyah
dan Sarekat Islam merupakan sebagian contoh yang menjadikan kekuatan sosial
dapat berbicara samapai terbentuknya suatu negara. Tanpa menghilangkan [eran
penting komunitas dari agama lain suku-suku dan bangsa yang sangat banyak di
Indonesia ini. Penggabungan kekuatan social sehingga menjadi paradigm bhineka
tunggal ika merupakan salah satu kekuatan social yang dapat mengahancurkan
segala rintangan yang dihadapi.
Pada
zamanya kekuatan social ini adalah sebagai kekuatan yang sangat di segani oleh
Belanda sebagai penjajah kala itu. Komunitas merupakan bagian kecil dari adanya
kekuatan social yang digandrungi sebagai cikal bakal dari adanya media power
kali ini. Di era milineal system komunitas adalah merupakan bagian yang tidak
dapat eterlepaskan dari adanya kekuatan social yang dapat menajadi sebuah
kekuatan tersendiri dalam kancah dunia. Setelah kita lakukan telaah terhadap
media sosial kali ini merupakan sesuatu yang terjadi karena adanya peruabahan
alur kekuatan social dimana masyarakat sebagai pelaku utama media sosisal
memiliki kekuatan yang lebih di banding dengan media konvensional.
Penghhuni
media sosial facebook, whatsup , line, instagram, path dan lainya merupakan
kumpulan komunitas yang tergabung sehingga memiliki kekuatan yang sangat besar.
Apabila media sosial ini dapat menyatukan aspirasi yang kuat dari masyarakat
secara luas bukan tidak mungkin kedepan media social sebagai kekuatan yang
muncul dari adanya perubahan zaman.
Para
pakar sepakat bahwa kekuatan jamaah yang terhimpun dalam satu kesatuan maka
akan sulit dikalahkan dibanading dengan jamaah yang tekumpul dalam skat skat.
Islam sendiri memebrikan pandangan dalam hal ini dalam surat Al Imran ayat 103
tentag adanya saling bersatu dan tiadanya saling bercerai berai. Melihat
sejarah sangat sulit jamaah islam atau jamaah manapun apabila memiliki
soliditas social yang tinggi. Kita bisa cek bagaimana kekuatan soliditas
masyarakat palestina sebesar apaun gempuran masyarakat tetap rapat dalam
barisan karena tercermin kekuatan social yang tinggi sebagai contoh lain
kekuatan sosial dalam islam terbukti
dari adanya banyaknya jamaah dalam kegiatan sholat dimasjid dan banyaknya
jamaah dalam kajian rutin pu hal demikian
tercermin dalam agama lainya
Kekuatan sosial ini dianggap mampu
mengalahkan dan menjadi sebagai penyeimbang kekuatan pemerintah agar dalam
pelaksanaanya kekuatan pemerintah dan sosial dapat berjalan beriringan karena
memiliki tujuan yang sama.ld,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar